Warga Durai Minta Pemdakab. Karimun Fasilitasi Keberadaan Pintu Air.
Karimun, gamawanews.com Melihat suasana Desa Se-Kecamatan Durai yang sering menjadi langganan banjir disaat musim penghujan tiba, tanpa disadari kesemuanya dikarenakan kebaradaan pintu air yang rusak dan tidak berpungsi, sehingga pintu air tidak dapat mengalirkan air hingga sampai ke laut.
Pembangunan yang sering diujutkan disekitar pesisir pantai, hanya sebatas batu miring dan tanggul saja, sementara keberadaan pintu air yang vital dan dalam keadaan rusak, tidak pernah mendapat sentuhan untuk segera diperbaiki.
Demikian dkatakan oleh salah-seorang Tokoh Masyarakat Durai Anang ketika gamawanews Rabu Sore ( 12/04 ) bertandang di kediamannya mengemukakan, menurut Anang, adanya tanggul atau Batu miring tanpa adanya Pintu Air sewajarnya ibarat "Rumah Tanpa Pintu" kata Anang.
Ada Pintu Air tetapi jika tidak dirawat dan tidak adanya pengawasan, jelas cepat atau lambat akan rusak, jika kerusakan terjadi, kemana aliran air akan tersalurkan, dan air akan mengendap diseputaran aliran bahkan berkemungkinan sampai ke perkampungan pemukiman warga jelas Anang,
Berapa banyak Desa di Kecamatan Durai, seperti Desa Telaga Tujuh, Desa Tanjung Kilang dan Desa Semembang, hampir kesemua Desa yang dimaksud dibangun Batu Miring dan Atau Batu Panggul, tetapi hanya berapa Desa yang memperhatikan sangat keberadaan Pintu Air, semoga pada Musrembang tingkat Desa dan Kecamatan pada tahun 2024, masaalah Pintu Air menjadi Skala Prioritas didalam pembangunannya ujar Anang.
Lebih jauh Anang menghimbau kepada Pemerintah Kabupaten Karimun Melalui Dana APBD Kabupaten atau Pemerintah Provinsi Kepri Melalui Dana APBD Provinsi atau mungkin Kolaborasi antara Dua Keperintahan yang dimaksud, untuk segera mengambil sikap memperbaiki dan atau membuat baru pintu air yang merupakan "Urat Nadi" agar tidak terjadinya lagi genangan air di daratan ucap Anang.
Ditempat terpisah Beberapa warga Desa Telaga Tujuh dan Semembang yang tinggal di pesisir pantai dan tidak mau disebutkan namanya sangat setuju dengan pendapat dari Anang, menurut mereka, selama ini jika musim penghujan tiba, Kampung Kami sering menjadi langganan genangan air, padahal Kampung Kami tidak jauh dari pantai, ini mungkin dikarenakan tidak berpungsinya Pintu Air selama ini, karena setiap pembangunan diseputar pinggiran pantai hampir kesemuanya terpokus kepada pembuatan batu miring atau batu panggul saja ungkap warga. ( Iwan ).
Posting Komentar