Karimun, Kundur gamawanews.com Sudah menjadi budaya warga, di setiap malam 27 Likur, bulan yang penuh dengan keberkahan Ramadhan 1445 H/ 2024 M, kebesaran lampu dengan bahan bakar minyak tanah dan atau Solar, sudah menjadi tradisi turun-menurun warga.
Tiga Kecamatan yang meliputi Kecamatan Kuba, Kuta dan Kundur, di setiap Kelurahan dan Desa, bahkan sampai ke Dusun, keindahan suasana kerlap-kerlip lampu yang biasa disebut lampu colok oleh masyarakat setempat, dengan ragam variasi corak dan bentuk, semakin menambah semarak bulan yang penuh dengan keberkahan mendekati hari kemenangan Aidil Fitri.
Menurut beberapa warga yang melintasi sepanjang ruas jalan di pulau Kundur, keindahan dan semaraknya lampu colok dengan beraneka ragam bentuk cukup terasa sangat indah dipandang kata Warga.
Gemerlapnya suasana dipinggiran jalan yang dilalui, kesemuanya menampilkan beragam lampu dengan bermacam bentuk, ada lampu colok yang berbentuk gambar Masjid, Kubah Masjid dan bentuk lain yang menjadikan warga pengguna jalan berhenti sejenak, ingin melihat suasana lampu yang indah dan menarik tersebut jelas Warga.
Kebiasaan yang positif seperti ini, perlu dilestarikan, bahkan oleh Pemerintah Kabupaten Karimun, untuk setiap tahunnya selalu menjadikan keindahan lampu colok sebagai penyemangat warga yang diperlombakan ujar Warga.
Tim penilai yang telah dibentuk, tanpa diketahui siapa orangnya, akan melakukan monitoring, melihat dan memantau beragam keindahan dari Lampu Colok yang dibuat oleh para pemuda di setiap Kelurahan dan Desa, bahkan sampai ke Dusun se Kabupaten Karimun ucap warga.
Setelah dilakukan penilaian, laporan disampaikan ke Panitia Tingkat Kabupaten, untuk seterusnya dipadukan dengan keindahan lampu colok di Kelurahan dan Desa lain, untuk mencari pemenangnya, disini Kita cukup bangga dengan Pemerintah Kabupaten, yang telah begitu peduli dengan kreatifitas warganya yang tetap mempertahankan budaya Lampu Colok hingga saat ini. ( Redaksi ).
Posting Komentar